Beranda » Umroh » Jabal Rahma, Bukit Perjumpaan Kembali Nabi Adam dan Hawa

Jabal Rahmah adalah bukit bebatuan yang tingginya sekitar 70 meter. Di tengahnya ada tugu atau monumen yang terbuat dari beton persegi empat berwarna putih. Lebarnya 1,8 meter dan tingginya 8 meter. Letaknya di tepi padang Arafah yang merupakan daerah pinggiran timur Makkah.

Merupakan bukit berbatu, lokasi Jabal Rahmah terletak 25 kilometer sebelah tenggara Kota Makkah. Bukit yang berada di selatan Padang Arafah ini menyimpan momen peristiwa penting dalam agama dan sejarah Islam, salah satunya menjadi tempat jamaah haji berwukuf tanggal 9 Dzulhijah. Jabal dalam bahasa Arab berarti gunung atau bukit. Sedangkan, Rahmah berarti kasih sayang. Jabal Rahmah hanya sebuah bukit kecil dengan ketinggian 70 meter. Bukit ini bisa didaki dengan melewati sekitar 160-an anak tangga. Mendaki bukit ini dari dasar hingga mencapai tugu Adam dan Hawa biasanya hanya menghabiskan waktu sekitar 15 menit saja. Dari puncak bukit, pemandangan Padang Arafah dapat terlihat jelas. Pegunungan tandus serta kemah-kemah jamaah haji yang berwukuf di sana.

PERISTIWA PENTING DI JABAL RAHMAH :

  1. Pertemuan Kembali Nabi Adam dan Hawa

Nabi Adam dan Hawa dahulu berada di surga. Namun, karena melanggar perintah Allah, keduanya diturunkan dari surga. Mereka ditempatkan di bumi yang berjauhan tempatnya.

Di tempat ini, Nabi Adam dengan kesadarannya memohon ampun kepada Allah SWT dan mengakui bahwa dirinya telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Setelah berpuluh tahun berdoa dan memohon ampunan, Allah pun menerima taubatnya. Allah mempertemukan kembali Nabi Adam dan Siti di Jabal Rahmah.

  1. Mimpi Nabi Ibrahim as

Nabi Ibrahim sangat mencintai kedua buah hatinya. Namun, pada suatu malam saat Nabi Ibrahim tertidur, beliau mengalami sebuah mimpi yang merupakan ujian yang sangat berat untuk menguji keimanannya. Dalam mimpi itu, Allah SWT memerintahkan beliau untuk melakukan sebuah pengorbanan, yaitu dengan menyembelih leher anaknya, Ismail.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS. Ash Shaffat ayat 102).

Nabi Ibrahim merasa gundah dan ragu apakah mimpi tersebut datang dari Allah atau tidak. Kemudian Allah menunjukkan lewat mimpi yang sama hingga tiga kali. Dengan begitu Nabi Ibrahim semakin yakin kalau mimpi itu berasal dari Allah dan menyadarinya saat berada di Jabal Rahmah.

  1. Wahyu Terakhir

Rasulullah SAW pernah berdakwah di Jabal Rahmah yang menjelaskan kesempurnaan agama Islam. Kabar tersebut disambut gembira oleh umat Muslim.

Namun tidak dengan kedua sahabat beliau, Umar bin Khattab dan Abu Bakar Shidiq. Keduanya justru menangis karena memiliki firasat akan ditinggalkan Rasulullah.

Jabal Rahmah menjadi tempat diturunkannya wahyu dan khutbah terakhir Nabi Muhammad sebelum beliau wafat. Mengutip laman NU Online, banyak perdebatan perihal ayat Al-Qur’an terakhir yang turun kepada Nabi Muhammad SAW.

Ulama bernama Syekh M Ali As-Shabuni menyebutkan bahwa riwayat paling shahih dari semua pandangan ulama adalah Surat Al-Baqarah ayat 281.

Surat Al-Baqarah ayat 281 turun pada tahun 11 H, 9 hari sebelum Rasulullah SAW wafat (pada malam Senin, Rabiul Awwal 11 H/632 M). Surat Al-Baqarah ayat 281 turun pada hari-hari menjelang wafat Rasulullah SAW. (As-Shabuni, 2016: 17).

Dengan turunnya Surat Al-Baqarah ayat 281 itu, wahyu terputus. Sekaligus menandai “selesainya” hubungan langit dan bumi. Rasulullah SAW wafat setelah menunaikan amanah, menyampaikan risalah, dan membimbing manusia ke jalan Allah. (As-Shabuni, 2016: 17).

Risalah yang diemban Rasulullah tersebut sudah disampaikan dengan jelas. Syariatnya sangat lengkap. Jika manusia mengalami masalah apapun dalam hidupnya, Allah sudah memberikan pedoman dalam menjalaninya. Maka, hendaknya semua manusia menjalankan syariat Islam dengan penuh ketaatan.

Ketika berziarah ke Jabal Rahmah, hendaknya menghindari perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan syariat Islam. Karena diyakini sebagai bukit kasih sayang tempat bertemunya kembali Nabi Adam dan Siti Hawa, masih saja ada orang yang berbuat syirik. Mereka berkeyakinan dengan meletakkan foto dan menulis nama di bebatuan akan dimudahkan mendapatkan jodoh. Hal seperti ini tentu dilarang keras, karena menyekutukan Allah subhanahu wata’ala.

Terlebih dalam sejarahnya, Jabal Rahmah menjadi tempat diturunkannya ayat Al-Quran terakhir kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dimana Allah berfirman dalam ayat tersebut : “…Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu…” Maka sudah sepatutnya ketika berkunjung ke Jabal Rahmah hendaknya dapat menjaga kemurnian dan kesempurnaah agama Islam. Salah satu caranya dengan tidak melakukan perbuatan syirik.

Setiap penyelenggata ibadah umroh atau travel umroh, akan mengajak jamaahnya untuk berziarah dan napak tilas ke Jabal Rahmah. Diharapkan dengan agenda ziarah ini, akan menambah keimanan dan keyakinan akan kebesaran Allah Subhanahu wata’ala.

# Bagikan informasi ini kepada teman atau kerabat Anda

Belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi.

Komentar Anda* Nama Anda* Email Anda* Website Anda

Kontak Kami

Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.